Tampilkan postingan dengan label Al-Qur'an. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Al-Qur'an. Tampilkan semua postingan

dipinang?bagaimanakah rasanya?

|

Senin, 19 Maret 2012

dipinang? bagaimanakah rasanya? :)
tahun ini. tahun yang luar biasa, begitu banyak kerabat dan saudara yang akan melangsungkan prosesi pelepasan masa lajang mereka: 4 teman di asrama, 2 saudara sepupu, dan 2 teman kuliah. membuatku jadi berfikir, bagaimana ya rasanya ada yang meminang? sebetulnya, lebih tepatnya pertanyaanku adalah: bagaimana ya rasanya bila AL-QUR'AN yang meminangku lebih dulu? :) mengingat taujih dari ustadz di kajian subuh pagi tadi: berinteraksi dengan Al-Qur'an sesungguhnya adalah hubungan komunikasi dua arah, bila kita mendekat kepada Al-Qur'an, maka Al-Qur'an pun akan mendekat pada kita. bila kita mencintai Al-Qur'an, maka Al-Qur'an pun akan mencintai kita. bahkan Al-Qur'an bisa memberi lebih dari apa yang kita berikan. kita membaca satu ayat saja, kita akan mendapat 10 kebaikan. subhanallah. maka bila niatku ini sudah lurus untuk mendekati Al-Qur'an lebih dekat tahun depan setelah aku lulus kuliah, ya Rabb.. maka istiqomahkan hatiku.. jangan sampai aku tergoda dengan pinangan-pinangan yang lain. pinangan s2, pinangan bekerja, atau pinangan yang lainnya. aku ingin... meminang dan dipinang Al-Qur'an lebih dulu. tak ada yang lain. ya Rabb... segalanya ada padaMu, Kau yang memutuskan segala, maka berikan aku yang terbaik :)

@Ghufrah Aisyah
190312, 21.58

hanya Aku dan Al-Qur'an

|

Senin, 12 Maret 2012

ya Alllah.. izinkanlah di sisa usia hidupku, ada masanya dalam beberapa waktu, tak ada yang aku fikirkan dan aku lakukan selain berinteraksi dengan Al-Qur'an.

Amin..Subhanallah.. nikmat pasti rasanya dalam beberapa waktu hidup hanya dengan Al-Qur'an. pikiran, tenaga, hati hanya untuk berinteraksi dengannya. ini cita-cita besarku. ya Rabb.. kabulkanlah...
menurutku, semua masing-masing ada fasenya. fase ketika diriku menjadi seorang pelajar, seorang anak, seorang mahasiswa, seorang pengajar Al-Qur;an, seorang aktivis, dll.... dan aku ingin ada fasenya dalam hidupku aku 'hanya' menjadi seorang penghafal Al-Qur'an. tidak merangkap juga sebagai mahasiswa, seorang aktivis, seorang pengajar yang saat ini aku jalani: kuliah, mondok di ma'had tahfidz, aktivis di lembaga Al-Qur'an, mengajar Al-Qur'an. aku ingin: HANYA menjadi seorang penghafal Al-Qur'an.
niat besarku dalam hati, aku ingin setelah seluruh amanahku saat ini selesai. aku bisa mewujudkan itu. pergi ke suatu tempat yang sudah kutentukan saat ini. disana, hanya aku dan Al-Qur'an. melanjutkan hafalan yang sedang aku kenyam saat ini. menyelesaikannya hingga akhir. fokus. hanya aku dan Al-Qur'an. ya Rabb...
izinkanlah aku memiliki fase itu dari sisa hidupku... hanya dengannya... hanya dengan Al-Qur'an.
amin ya Robbal'alamin.

13 Maret 2012
di Baiti Jannati

Al-Qur'an. cukup hanya kau untukku....

|
Al-Qur'an, mengalihkan duniaku.. sungguh. bukan karena aku adalah seseorang yang sudah shalih sehingga bisa merasakan kenikmatan bersama Al-Qur'an. tapi justru sebaliknya, karena aku manusia yang masih berlumur dosa, maka aku harus mencari dengan amat sangat keras obat untuk sedikit demi sedikit mengikis dosa-dosa itu. alhamdulillah.. ya Allah.. Engkau berikan kenikmatan hidup untukku bersama Al-Qur'an.
bersyukur penuh padaMu, aku bisa merasakan kenikmatan dan kebahagiaan hidup dengan Al-Qur'an meski baru hanya dengan membaca, menghafal, mendengarkan dan mengajarkan. ya, baru hanya segitu dari sekian banyak keistimewaan Al-Qur'an yang bisa kita rasakan kebahagiaan darinya. aku baru merasakan dari kulitnya saja. yah, kulitnya! aku baru bisa merasakan begitu nikmatnya membaca ayat-ayatnya meski aku belum faham benar maknanya. aku begitu tenang rasanya ketika mendengar lantunannya, begitu indah dan menentramkan meskipun aku belum faham benar maknanya. juga mengajarkannya, aku baru bisa mengajarkan cara membacanya, membantu orang lain untuk merasakan membaca Al-Qur'an dengan benar itu nikmat rasanya. yah, inilah.. ini baru kulitnya. belum dalamnya, belum maknanya yang begitu luar biasa. tapi sudah sebegini nikmat rasanya. ya Rabb.. apalagi bila Kau mengaruniakan kemampuan bagiku menguasai Bahasa Arab sehingga aku bisa faham setiap maknanya ketika aku membaca, mendengarkan, menghafal. subhanallah...
semoga, amalan-amalanku terhadap Al-Qur'an selama ini, mengantarkanku menuju kenikmatan hidup bersama Al-Qur'an selanjutnya. bisa faham benar seluruh inti sarinya. dan tentunya, bisa terus mengamalkan isinya... :)
cukup,  Al-Qur'an bagiku...

Ya Allah, aku adalah hamba-Mu, putra hamba lelaki-Mu dan hamba wanita-Mu, ubun-ubunku berada di tangan-Mu, hukum-Mu berlaku padaku, putusan-Mu adil terhadapku. Aku memohon kepada-Mu dgn seluruh nama yg Engkau miliki, yg Kau sematkan pada diri-Mu, yg Engkau turunkan dalam kitab-Mu, yang Engkau ajarkan kpd salah seorang dari hamba-Mu atau yg hanya Engkau ketahui dalam ilmu gaib milik-Mu, jadikanlah Al-Qur'an yg agung ini sebagai seminya hatiku, cahaya dadaku, (obat) pelenyap duka dan penghilang kesedihanku.

Merayu Diri Agar Mencintai Al-qur'an

|

Rabu, 28 Desember 2011

Merayu Diri Agar Mencintai Al-qur'an
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku” (
Ungkapan lembut tersebut adalah rayuan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang juga disertai ajakan yang provokatif. Bagaimana mungkin kita tidak tergiur dengan rayuan semacam itu?
Kita bisa bekerja dengan keras saat jiwa kita sedang asyik dengan Al-Qur’an. Tetapi di saat yang lain, kita mungkin mengalami kondisi keengganan yang besar, jangankan disuruh menghafal, sekedar melihat mushaf pun sangat tidak siap. Untuk kondisi seperti itu, kita perlu merayu diri sendiri, merenungi kehidupan diri kita sendiri sambil mencari bahasa apa yang dapat membangkitkan energi kita untuk kembali bekerja: meraih cita-cita hidup bersama Al-Qur’an.

  1. Kita sadar sepenuhnya bahwa tilawah setiap hari adalah keharusan, tetapi jiwa kita belum siap untuk komitmen secara rutin sehingga dalam sebulan, begitu banyak hari-hari yang terlewatkan tanpa tilawah Al-Qur’an.
  2. Kita paham bahwa menghafal Al-Qur’an adalah kemuliaan yang besar manfaatnya, tetapi jiwa kita belum siap untuk meraihnya dengan mujahadah.
  3. Kita sadar bahwa masih banyak ayat yang belum kita pahami, namun jiwa kita tidak siap untuk melakukan berbagai langkah standar minimal untuk dapat memahami isi Al-Qur’an.
  4. Kita sadar bahwa mengajarkan Al-Qur’an sangat besar fadhillahnya, tetapi karena minimnya apresiasi dan penghargaan ummat terhadap para pengajar Al-Qur’an maka sangat sedikit yang siap menjadi pengajar Al-Qur’an.
  5. Kita paham bahwa shalat yang baik - khususnya shalat malam - adalah shalat yang panjang dan sebenarnya kita mampu membaca sekian banyak ayat, namun jiwa kita kadang tidak tertarik terhadap besarnya fadhillah membaca Al-Qur’an di dalam shalat.
  6. Kita sadar bahwa dakwah dijamin oleh nash Al-Qur’an dan Allah Swt akan memberikan kemenangan, namun jiwa kita tidak sabar dengan prosesnya yang panjang sehingga cenderung meninggalkan atau lari dari medan dakwah.
  7. Kita paham betul bahwa banyak keutamaan di dunia dan akhirat bagi manusia yang berinteraksi dengan Al-Qur’an, tetapi fadhillah tersebut hanya menjadi pengetahuan, tidak mampu menghasilkan energi yang besar untuk beristiqamah dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an.
  8. Kita paham dengan sangat jelas bahwa semua tokoh Islam di atas bumi ini adalah orang-orang yang telah berhasil dengan ilmu Al-Qur’an dan merekapun menguasai kehidupan dunia, namun jiwa kita enggan mempersiapkan generasi mendatang yang hidupnya berada di bawah naungan Al-Qur’an.
Jangan pernah berhenti untuk merayu diri agar segera bangkit. Tanyakanlah pada diri kita:
  1. Wahai diri, tidakkah kamu malu kepada Allah Swt? Mengaku cinta kepada Allah Swt tetapi tidak merasa senang berinteraksi dengan Kalam-Nya. Bukankah ketika manusia cinta dengan manusia lain, ia menjadi senang membaca suratnya bahkan berulang-ulang? Mengapa kamu begitu berat dan enggap untuk hidup dengan wahyu Allah Swt? Adakah jaminan bahwa kamu mendapat pahala gratis tanpa beramal shalih? Dengan apa lagi kamu mampu meraih pahala Allah Swt? Infak cuma sedikit, jihad belum siap, kalau tidak dengan Al-Qur’an, dengan apa lagi?
  2. .  Wahai jiwaku, siapa yang menjamin keamanan dirimu saat gentingnya suasana akhirat? Padahal Rasulullah Saw menjamin bahwa Allah Swt akan memberikan keamanan bagi manusia yang rajin berinteraksi dengan Al-Qur’an, mulai dari sakaratul maut hingga saat melewati
  3.  Wahai jiwaku, tidakkah kamu malu kepada Allah Swt? Dengan nikmat-Nya yang demikian banyak, yang diminta maupun tidak, tidakkah kamu bersyukur kepada-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an?
  4.  Wahai jiwaku, sadarkah kamu ketika Allah Swt dan Rasulnya mengajak dirimu memperbanyak hidup bersama Al-Qur’an? Untuk siapakah manfaat amal tersebut? Apakah kamu mengira bahwa dengan banyak membaca Al-Qur’an maka kemuliaan Allah dan Rasul-Nya menjadi bertambah? Dan sebaliknya, jika kamu tidak membaca Al-Qur’an, kemuliaan itu berkurang? Sekali-kali tidak. Semua yang kita baca dan lakukan, kitalah yang paling banyak mendapatkan manfaatnya.
  5.  Wahai jiwa, tidakkah kamu merasa khawatir dengan dirimu sendiri? Selama ini hidup tanpa al-Qur’an, jatah usia makin sedikit, tabungan amal shalih masih sedikit, jaminan masuk surga tak ada di tangan. Sampai saat ini belum mampu tilawah rutin satu juz per hari, jangan-jangan Al-Qur’anlah yang tidak mau bersama dirimu karena begitu kotornya dirimu sehingga Al-Qur’an selalu menjauh dari dirimu.
  6.  Wahai jiwa, tidakkah engkau tergiur untuk mengikuti kehidupan Rasulullah Saw dan para sahabat serta tabiin yang menjadi kenangan sejarah sepanjang zaman dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an? Jika hari ini kamu masih enggan berinteraksi dengan Al-Qur’an apa yang akan dikenang oleh generasi yang akan datang tentang dirimu?
Ungkapan di atas adalah perenungan terhadap diri sendiri dalam urusan dunia dan akhirat, hal yang dianjurkan oleh Allah Swt agar hidup kita tidak berlalu begitu saja tanpa makna.
(QS Al-Baqarah [2]: 219-220)“….Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-nya kepadamu supaya kamu berpikir. Tentang dunia dan akhirat…”


Bagian dari buku "17 motivasi berinteraksi dengan Al-qur'an", karya Ust. Abdul 'Aziz 'Abdur Ra'uf, Al-Hafizh, Lc.